Ny. Titi Listiyorini SEMBUH DARI ASMA DENGAN NIGELLA PLUS
ASMA
Saya Ny.Titi Listiyorini usia 40 tahun bertempat tinggal di Ponorogo. Saya ingin menceritakan penyakit yang dialami oleh suami saya yaitu asma dan sangat sering sekali kambuh jika terlalu capek dan lelah terutama saat bekerja terkadang disertai nyeri pada punggung. Keluhan-keluhan diatas terutama jika terkena udara dingin sedangkan kami sekeluarga tinggal didesa yang daerah sangat dingin. Saya suka merasa kasihan jika suami saya sedang kambuh asmanya. Sudah berbagai dokter, pengobatan dan apa saja yang disarankan oleh orang-orang sudah saya lakukan tetapi tidak ada perubahan.
Pada suatu hari saya disarankan oleh teman untuk mengkonsumsi produk Nigella Plus yang insya Allah akan memberikan khasiat sangat baik karena Nigella Plus adalah obat Herbal dan tidak memiliki efek samping. Saya langsung membelinya kurang lebih 6 bulan, Alhamdulillah suami saya merasakan khasiatnya terutama saat sedang bekerja terlalu berat/ terlalu capek dan lelah disertai nyeri punggung sudah hilang. Sampai saat ini suami saya masih mengkonsumsi Nigella Plus tersebut untuk menjaga stamina. Saya ucapkan terima kasih pada PT ALOMAMPA PERSADA.
Ny. Titi Listiyorini
Ponorogo
KOMPAS.com — Faktor pencetus asma lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berbentuk zat yang dapat terhirup lewat saluran respiratorik atau napas. Melindungi anak-anak dari paparan udara kotor yang berasal dari polusi jalan raya atau endotoksin, komponen bakteri yang memicu sistem imun, akan mengurangi potensi penyakit alergi saluran pernapasan atau asma.
Para ahli dari University of Cincinnati College of Medicine menemukan bahwa 36 persen anak usia 3 tahun yang menderita batuk yang berlangsung lama (tanda awal terjadinya asma atau gangguan paru) adalah mereka yang sering terpapar pada polusi udara dan endotoksin yang terdapat dalam debu, saat mereka bayi.
Sebagai perbandingan, gejala batuk yang membandel terlihat pada 11 persen anak yang terpapar polusi udara skala rendah dan alergen dalam ruang saat mereka bayi dan 18 persen pada anak yang terpapar polusi tingkat tinggi dan endotoksin di dalam ruangan.
"Kaitannya cukup nyata antara paparan polusi udara dari jalan raya dan partikel endotoksin dengan timbulnya gejala batuk yang berlangsung lama saat anak berusia 3 tahun," kata ketua peneliti, Patrick Ryan.
Partikel dari polusi udara dan endotoksin sama-sama memicu reaksi inflamasi pada anak-anak yang dimonitor dalam studi tersebut. "Bila digabungkan, akan memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan paru anak," kata Ryan.
Gangguan kesehatan paru pada anak biasanya akan berlangsung hingga anak berusia 18 atau 20 tahun. "Makin dini anak terpapar partikel polusi, makin lama dampaknya bagi kesehatan," ujar Ryan yang risetnya dipublikasikan dalam American Journal of Respitaroty and Critical Care Medicine.
Batuk asma pada anak memiliki ciri berlangsung lama (dua minggu atau lebih), sulit sembuh, membaik sebentar lalu timbul lagi, atau biasanya timbul pada malam atau dini hari. Selain polusi udara, faktor pencetus asma yang lain adalah asap rokok, asap dapur, kapuk, bulu binatang, kosmetik dalam bentuk semprotan, pendingin ruangan yang jarang dibersihkan, atau jamur yang tumbuh subur di dinding kamar yang lembap.
Penyakit asma ini tidak bisa disembuhkan atau dihilangkan sama sekali. Kiat utama penanganan asma anak adalah penghindaran faktor pencetus, bukan obat saja.
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/11/25/16182769/Udara.Kotor.dan.Debu.Cetuskan.Asma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar