Jaringan Toko Online Bin Muhsin Group dan Daftar Blog Saya

Rabu, 25 November 2009

KEPUTIHAN

STOPUTIH Mengobati keputihan dan gejalanya. Mengurangi produksi lendir yg berlebihan dan mengurangi bau yg tidak sedap. Bikin rapet dan keset. STOPUTIH Mengandung : Amomi Fructus, Aracae Fructus, Granati Fructus Cortex, Piperis Folium, Dln;Harga eceran Rp.50.000,- dan Grosir Rp.40.000,- Untuk Pemesanan dan Konsultasi Hubungi Bin Muhsin di HP: 085227044550 / 021-91913103 Email / YM : binmuhsin_group@yahoo.co.id FS : ujang_bmz@yahoo.co.id
===
Keputihan atau dalam kedokteran disebut flour albus, adalah cairan yang keluar dari vagina/liang kemaluan (bukan darah). Keputihan ada 2 macam, fisiologis dan patologis.

Keputihan adalah satu gejala dapat adanya suatu proses infeksi atau alergi didaerah kemaluan.

Gejala
Pada saat tertentu, memang terjadi peningkatan jumlah cairan secara fisiologis, namun hal itu bukan merupakan suatu tanda adanya penyakit. Jumlah cairan vagina meningkat dalam kondisi peningkatan jumlah hormon pada sekitar masa haid atau saat hamil, rangsang seksual, stres atau kelelahan, penggunaan obat-obatan atau alat kontrasepsi.

Cairan vagina normal memiliki ciri-ciri antara lain warnanya putih jernih, bila menempel pada pakaian dalam warnanya kuning terang, konsistensi seperti lendir (encer-kental) tergantung siklus hormon, tidak berbau serta tidak menimbulkan keluhan.

Sementara keputihan patologis adalah keputihan yang terjadi diakibatkan oleh parasit, jamur, bakteri, dan penyakit lainnya.

Sebagian besar keputihan disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis yang menghasilkan banyak cairan berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.

Keputihan yang patut diwaspadai jika timbul gejala meningkatnya jumlah cairan vagina dari biasanya hingga terus menerus muncul dan acapkali mengganggu, berbau amis, apek, busuk, berwarna putih susu, kuning tua, coklat, kehijauan bercampur darah. Cairan vagina yang tidak normal juga ditandai dengan konsistensi encer, berbuih hingga kental menggumpal seperti susu basi.

Pencegahan
Untuk mengatasinya sebaiknya dengan sering berganti celana dalam 3 kali dalam sehari. Penting untuk diperhatikan, bahwa hindari celana dalam yang berbahan nilon, celana dalam berbahan katun lebih baik untuk dipakai harian, karena bahan nilon kebanyakan akan menimbulkan hawa lembab.

Selalu keringkan kemaluan setelah BAB dan BAK dengan menggunakan handuk bersih atau tissue. Faktor terpenting ialah selalu menjaga kebersihan alat kemaluan. Apabila keputihan berlanjut maka konsultasikanlah ke dokter spesialis kulit dan kelamin agar diberikan penyuluhan kesehatan lebih lanjut. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi memerlukan pengobatan sesuai dengan kuman penyebabnya.

Penggunaan pantyliner aman digunakan setiap hari. Asalkan, sebuah pantyliner tidak digunakan sepanjang hari, gantilah secara periodik. Untuk menghindari munculnya keputihan, kondisi vagina harus terus dijaga selalu dalam keadaan kering dan bersih. Walau pantyliner mampu menyerap lendir, vagina tetap dapat menjadi lembab akibat penggunaan pantyliner sepanjang hari.

Hindari pula terlalu sering menggunakan cairan pembersih vagina (vaginal wash), hal tersebut dapat membunuh bakteri yang baik yang terdapat didaerah vagina. Kuman yang baik tersebut harus ada, karena berfungsi untuk membunuh kuman yang jahat

Pengobatan
Pengobatan oral dapat menjadi pilihan, dengan mengonsumsi obat berupa kapsul yang mengandung bahan aktif fluconazole. Karena terbukti memiliki efektivitas dan keamanan yang baik untuk mengatasi penyakit keputihan akibat jamur. Walaupun kebanyakan obat yang mengandung bahan aktif tersebut harganya relatif mahal, dosisnya cukup diminum 1 kali untuk 10 hari.

Perubahan gaya hidup juga dapat mencegah keputihan kembali berulang. Selalu perhatikan kebersihan vagina dengan baik dan benar, seperti halnya mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari, kemudian keringkan selalu dengan tissue setelah BAK dan hindari langsung pakai celana pada saat kondisi sedang setengah lembab sekalipun.

Penting untuk diperhatikan, jika sakit berlanjut, segera lakukan konsultasi dengan dokter spesialis

Rabu, 04 November 2009

Ginseng Berpotensi Obati Schizophrenia

GINSENG bukan hanya bermanfaat sebagai penambah tenaga, bahan ramuan herbal ini menurut penelitian juga berpotensi mengatasi gejala schizophrenia sejenis penyakit otak yang sanggup merusak dan menghancurkan emosi.


Getty Images/Cyril Ruoso

Dalam sebuah penelitian kecil, para ahli dari University of Western Ontario, Kanada, berhasil membuktikan bahwa ginseng Asia atau Panax ginseng mampu meringankan gejala penderita schizophrenia yang disebut Flat Affect. Gejala ini termasuk gejala negatif yang ditandai kurangnya motivasi dan menurun drastisnya ekspresi emosional.

Dalam schizophrenia, dikenal istilah gejala negatif dan gejala positif. Gejala negatif berupa tindakan yang tak memberi dampak merugikan bagi lingkungannya, seperti mengurung diri di kamar, melamun, menarik diri dari pergaulan, dan sebagainya. Sementara gejala positif adalah tindakan yang mulai membawa dampak bagi lingkungannya, seperti mengamuk dan berteriak-teriak.

Selama ini para ahli di dunia belum dapat menemukan obat penyembuh penyakit kejiwaan ini. Namun terapi yang disebut antipsikotik diakui para dokter efektif dalam menurunkan atau mengurangi gejala positif schizophrenia seperti — halusinasi, berkhayal, dan gangguan berpikir.

Di Amerika Serikat, penyakit schizophrenia selama ini telah menyerang 3,2 juta orang. Menurut direktur National Institute of Mental Health, Thomas Insel MD, kini yang justru sering menjadi penyebabnya adalah gejala negatif serta gangguan berpikir. Ini juga termasuk “flat afflect” yaitu kurang kesenangan dan motivasi dalam hidup sehari-hari, ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara berarti meskipun telah dipaksa berinteraksi.

Menurut para ahli Kanada ini, riset pada binatang telah mengindikasikan bahwa Panax Ginseng mampu menunjukkan khasiat pada otak seperti halnya obat-obat kimia yang dirancang mengatasi gejala-gejala negatif dan positif Schizophrenia.

Peneliti lalu mengujicobakan Panax pada 42 pasien schizophrenia yang mengalami gejala negatif meski telah mendapatkan pengobatan atau terapi antipsikotik. Pasien dibagi menjadi dua kelompok dan selama delapan pekan pertama, ada kelompok yang mendapat dosis Panax Ginseng dan plasebo. Kelompok ginseng lalu digilir mendapat plasebo, dan kelompok plasebo mendapat ginseng selama delapan pekan. Selama riset, seluruh pasien tetap mendapatkan obat-obat antisikotik standar.

Hasilnya menunjukkan, pasien mengalami penurunan 50 persen flat affect ketika mengonsumsi ginseng dengan kadar lebih tinggi yakni 200mg ketimbang saat mendapat plasebo.

“Dosis yang lebih tinggi juga secara signifikan menurunkan gejala negatif lainnya,” ungkap, Simon S. Chiu, MD, PhD dari bagian psikiatri University of Western Ontario yang mempublikasikan temuannya dalam American Psychiatric Association.

Ia menekankan, terlalu dini untuk menganjurkan orang menggunakan ginseng sebagai obat schizophrenia. Namun begitu, ini menunjukkan harapan bahwa herbal ini dapat membantu pengobatan antipsikotik.(Kompas.com)



Nigella Plus Racikan tepat Habbatussauda + Hulbah + Ginseng sangat tepat untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Amin. Pemesanan hubungi Bin Muhsin HP: 085227044550 / 021-91913103 HABBATUSSAUDA OBAT SEGALA MACAM PENYAKIT KECUALI KEMATIAN (HR. BUKHARI - MUSLIM) MADU OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA (QS: AN-NAHL: 69)
===

KHASIAT GINSENG


Ginseng merupakan tumbuhan liar yang terdapat di pegunungan yang gelap di dataran Asia Timur, Terutama Cina, Korea dan Jepang. Kandungan kimia yang terkandung dalam ginseng adalah saponin dan glikosida. Glikosida pada akar ginseng disebut ginsenosida, yang terdiri daripada berbagai tipe steroid glikosida. Selain itu, akar ginseng juga mengandung minyak asiri, panasena, resin, musilago, asam panaxs, fitostecol, hormon dan vitamin B.


Khasiat
-. Sebagai Aprodisiak
-. Pembangkit Tenaga
-. Menambah Keharmonisan hubungan Pasutri
-. Membantu mempercepat kesembuhan.

Nigella Plus Racikan tepat Habbatussauda + Hulbah + Ginseng sangat tepat untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Amin. Pemesanan hubungi Bin Muhsin HP: 085227044550 / 021-91913103 HABBATUSSAUDA OBAT SEGALA MACAM PENYAKIT KECUALI KEMATIAN (HR. BUKHARI - MUSLIM) MADU OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA (QS: AN-NAHL: 69)
===

Kanker Kolorektal

Nigella Plus Racikan tepat Habbatussauda + Hulbah + Ginseng sangat tepat untuk mencegah dan menyembuhkan segala macam penyakit Kanker Kolorektal . Amin. Pemesanan hubungi Bin Muhsin HP: 085227044550 / 021-91913103 HABBATUSSAUDA OBAT SEGALA MACAM PENYAKIT KECUALI KEMATIAN (HR. BUKHARI - MUSLIM) MADU OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA (QS: AN-NAHL: 69)

===

Penulis: Dr.Agus Waspodo,SpPD.KGEH



I.Pendahuluan

Saat ini kanker masih merupakan sa;ah satu masalah kesehatan di Indonesia. Masyarakat masih berpendapat bahwa kanker merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Meskipun organisasi kesehatan dunia WHO telah menyatakan bahwa sepertiga penyakit kanker dapat disembuhkan dan sepertiga lainnya dapat dilakukan usaha pencegahan dan sepertiga lainnya dapat dilakukan pengurangan penderitaan.

Tujuan dari pengobatan kanker adalah mencapai kesembuhan. Kesembuhan sangat ditentukan oleh jenis kanker dan stadium penyakit saat diagnosis dibuat. Banyak penderita kanker lanjut baru dating ke dokter, sehingga kesembuhan tidak dapat dicapai. Keadaan ini terjadi karena kewaspadaan terhadap penyakit kanker masih rendah. Pemahaman tentang perkembangan penyakit ini belum banyak diketahui.

Kanker kolorektal adalah kanker usus besar yang tersebar diseluruh dunia. Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker yang dapat disembuhkan dan dicegah perkembangannya. Kanker ini merupakan salah satu kanker yang sering ditemukan masyarakat. Teknologi dan kemampuan untuk menemukannya dalam stadium dini yang telah dimiliki oleh banyak Rumah Sakit di Indonesia. Sudah selayaknya kita berusaha meningkatkan pemahaman tentang penyakit ini sehingga upaya menemukan kasus dalam stadium dini dapat tercapai.

II. Epdemiologi

Kanker kolorektal adalah kanker usus yang tersebar di berbagai Negara Dunia. Prevalensinya berbeda-beda.Pravalensi tinggi di Amerika Serikat, Australia, newzeland, Scandinavia dan eropa barat, jarang di Asia,Afrika dan Amerika Selatan.

Di Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh kanker yang sering dilaporkan. Perbedaan pravalensi ini memperlihatkan adanya pengaruh lingkungan pada kejadian dan pertumbuhan kanker tersebut.

Bukti yang mendukung adanya hubungan tersebut yaitu meningkatnya prevalensi kanker pada immigrant dari Negara dengan prevalensi kanker rendah ke Negara dengan pravalensi kanker tinggi. Misalnya penduduk Jepang atau Afrika yang bermigrasi ke Amerika.

Penyakit ini dapat menyerang pria dan wanita. Jarang ditemukan pada kelompok usia kurang dari 40 tahun, banyak ditemukan pada kelompok pada usia diatas 50 tahun.

Pada tahun 1995 Amerika Cancer Society memperkirakan terdapat 138.000 kasus baru kanker kolorektal, 70% diantaranya berasal dari kolon dan 30% sisanya berasal dari rectum dan 55.000 diantaranya meninggal.

Dalam dua decade terakhir ini di Amerika dilaporkan terjadi perbaikan angka harapan hidup penderita kanker kolorektal. Perbaikan harapan hidup ini kemungkinan dikarenakan telah terjadi perbaikan pada teknik operasi, adanya kemoterapi ajuvan, radioterapi, dan deteksi awal.

Secara umum angka harapan hidup 5 tahun kanker kolorektal meningkat dari 46% menjadi 62%.Angka harapn hidup 5 tahun menurut stadiumnya berturut-turut 92% bila penyakit masih terbatas local, 64% bila telah terjadi metastses ke kelenjar regional dan hanya 7% bila telah terjadi metastasis jauh.

III. Kanker Kolorektal Dini

Karsinoma kolorektal dini adalah keganasan usus besar yang masih terbatas pada lapisan mukosa dan submukosa dinding usus, dengan bermacam bentuk manifestasi, diantara berbagai tipe kanker kolorkatal dini, tipe depress merupakan tipe yang paling sulit dikenali khususnya dengan pemeriksaan endoskopi konvensional.

Perkembangan tumor secara transmural lebih cepat ditemukan pada kanker kolorektal dini tipe deress. Pada tipe protrude invasi kearah submukosa lebih jarang disbanding type yang lain.

III.1. Pola Penyebaran

Pada type depress secara histopatologi didapat 3 pola invasi kedalam lapisan submukosa yaitu : Penetrasi, ekspansi, ke samping dan penyebaran superficial.

III.1.1. Tipe Penetrasi

Invasi secara penetrasi kedalam lapisan submukosa terjadi melalui ruang perivaskuler saat tumor masih kecil dengan diameter sama atau lebih kecil dengan diameter sama atau lebih kecil dari 5 mm. Tumor mengalami pembelahan dalam lapisan submukosa membentuk massa yang akan menghasilkan tonjolan kea rah luar.

III.1.2. Ekspansi Kesamping

Pada keadaan ini terjadi ekspansi kesamping mencapai jarak mendekati 10 mm, sebelum terjadi invasi kedalam lapisan submukosa. Lapisan mukosa normal ditepi tumor akan menonjol sebagai akibat penekanan tumor.

III.1.3. Penyebaran Superficial

Penyebaran ini terjadi karena ekstensi pada lapisan mukosa permukaan

III.2. Deteksi

Pada umumnya kanker koloraktal dini tidak memberikan keluhan atau gejala klinik. Penyakit ditemukan pada saat pemeriksaan endoskopi saluran cerna bawah (kolonoskopi) rutin. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat melakukan endoskopi, terutama untuk mengenali kanker kolorektal dini tipe depress adalah perubahan warna, bercak, pendarahan, kerapuhan, deformitas mukosa dan hilangnya pola system vaskuler mukosa.

III. 3. Pengobatan

Pengobatan kanker kolorektal dini adalah biopsy sayatan atau operasi. Biopsi sayatan merupakan dasar dari pengobatan kanker kecil. Hal yang menetukan adalah ada tidaknya sisa jaringan tumor yang ditinggalkan, dan seberapa jauh invasi tumor kedalam dinding usus. Perkembangan lebih lanjut dari biopsy sayatan adalah reseksi mukosa paarendoskopi. Reseksi mukosa parendoskopi (EMR) adalah suatu cara untuk mengupas sebagian lapisan mukosa. Metode ini dapat dipergunakan untuk membuat diagnosis dan terapi kanker saluran cerna dini . Teori yang menyatakan bahwa kanker kolorektal berasal dari perkembangan polip yang lebih dikenal sebagai konsep perjalanan dari polip menuju kanker atau dari adenoma menuju karsinoma telah banyak diterima.

IV. Polip Kolorektal dan Kanker

Polip kolorektal adalah massa yang menonjol kedalam saluran usus. Polip dapat dibedakan atas polip bertangkai danpolip tidak bertangkai (sessile polip). Secara Histopatologis dikelompokkan atas polip neoplastik dan polip nonneoplastik. Termasuk kedalam polip neoplastik adalah polip adenoma (polip prakanker) dan yang termasuk kedalam polip neononplastik adalah polip hiperplastik, polip juvenile, polip inflamasi dan hamartoma.

IV.1. Minute Polip

Polip kecil (minute polip) yang berukuran 5 mm disebut sebagai polip kecil. Dari suatu study ternyata 41% diantaranya adalah suatu adenoma, 37% merupakan polip hiperplasi dan 18% adalah ”mucosal tags” atau ”limphoid aggregates”, 4% adalah bentuk campuran, 0,26 adalah diplasit berat, dan tidak satupun yang merupakan yang merupakan polip ganas (malignant)

IV.2. Polip Adenoma

Pada studi autopsi didapatkan pravalensi polip adenoma berkisar 30 s/d 50%, dengan sebaran usia 30% pada usia 50th; 40 s/d 50% pada usia 60 tahun; dan 50s/d 65% pada usia 70 tahun. Studi endoskopi menghasilkan gambaran polip 10% lebih rendah.Perbedaan ini terjadi karena terdapat perbedaan pada metode pemeriksaan.

Distribusi polip berbeda sesuai usianya. Studi kolonoskopi pada 600 kasus polip adenoma menyatakan bahwa 55% dari polip berukuran <> 65 tahun angka polip di daerah proksimal meningkat menjadi 75% pada polip berukuran <> 10 mm. Data lain menunjukkan bahwa 2/3 dari polip berada distal dari fleksura lienalis.

Polip adenoma (premalignan polip) dapat dibedakan atas tubuler, villous dan tubolvillous.

Lebih kurang 70% dari polip yang diagkat saat kolonoskopi adalah polip adenoma. Laporan dari “National polip study” 78% dari 3.358 polip adenoma adalah tipe tubuler, 8% adalah tubulovillous dan 5% adalah villous.

IV.3. Perjalanan Penyakit

Resiko terjadi transformasi dari plio adenoma menjadi ganas diperkirakan sebesar 5% s/d 10 % dalam kurun waktu 5 tahun s/d 15 tahun. Transformasi, lebih banyak terjadi pada polip besar, villous adenoma atau dengan gambaran displasi berat.

Beberapa study menunjukkan bahwa penderita dengan polip ganda mempunyai resiko kanker 5x lebih besar.

IV.4. Polip Malignant

Istilah polip ganas (malignant polip) adalah suatu polip adenoma dimana telah terdapat penyebaran sel karsinoma diantara muskularis mukosa sampai jaringan yang lebih dalam lagi. Sebagian kasus telah menembus kedalam tangkainya.

Haggit dkk. Membagi invasi kanker pada polip bertangkai atas lima tingkatan yaitu tingkat 0 s/d 4 Jika invasi tumor hanya terbatas pada kepala polip disebut tingkat 0,1 dan 2. Bila invasi mencapai submukosa dinyatakan tingkat 4. Pembagian ini bermanfaat pada penatalaksanaan polip.

IV. 5. Diagnosis Polip

Polip diusus besar biasanya tanpa gejala, meskipun pada polip berukuran > 1 cm mungkin akan menyebabkan pendarahan intermiten. Tidak selalu perdarahan saluran cerna bagian bawah disebabkan oleh polip, acapkali pada pemeriksaan kolonoskopi ditemukan polip dengan sumber pendarahan dari tempat lain (bukan dari polip) missal dari hemorroid. Polip tidak lazim menimbulkan keluhan nyeri atau menyebabkan perubahan pola buang air besar. Polip sesile besar dan kanker dapat menyebabkan pendarahan akut pada dubur. Sedangkan perubahan pola buang air besar, kembung produksi lendir yang berlebihan, dan gejala yang menyerupai gangguan pola buang air besar besar dapat terjadi karena sebab tidak langsung dari polip sesil yang besar atau kanker.

IV.5.1. Pemeriksaan Colok Dubur

Pemeriksaan colok dubur dapat menemukan kelainan didaerah dubur dan 1/3 bawah rectum seperti tumor atau polip. Pemeriksaan endoskopi mudah melihat kelainan tersebut, meski dapat terjadi kelainan luput dari pengamatan saat insersi skope.

IV.5.2. Progtosigmoidoskopi

Pemeriksaan proktosigmoidoskopi denga skope rigid sangat bermafaat untuk memperoleh jaringan biopsi yang besar pada lesi besar didaerah rectum dan rekstosigmoid.

IV.5.3.Kolonoskopi

Kolonoskopi yaitu suatu cara untuk melihat secara langsung lumen saluran cerna bagian bawah ( sejak dari rectum sampai dengan cecum) dengan alat kolonoskopi. Pemeriksaan ini merupakan alat diagnosis yang paling akurat untuk mendeteksi polip. Sensitifitasnya mencapai angka 94% dengan angka kegagalan pengamatan polip berukuran <>

IV.6. Tatalaksana Polip

IV.6.1. Pengangkatan polip

Telah terbukti bahwa pengangkatan polip adenoma dapat menurunkan angka kematian kanker kolorektal. Pada studi retrospektif, dilaporkan bahwa angka kematian kanker kolorektal lebih tinggi pada kelompok penderita polip adenoma yang tidak diangkat dibandingkan dengan kelompok umum National Polyp Study melaporkan tindakan polipektomi (pengangkatan polip) pada polip adenoma menurunkan angka resiko kejadian kanker kolorektal sebesar 76% s/d 90%. Polipektomi parendoskopi cukup adekuat dikerjakan pada polip bertangkai dengan invasi level 0,1 dan 2 namun bila mencapai level 4 diperlukan reseksi segmental. Hal ini disebabkan kekuatiran masih terdapat residu tumor sehingga metastasis ke kelenjar getah bening.Level 3 memerlukan polipektomi dengan control yang ketat atau tindakan reseksi segmental.

IV.6.2. Kolonoskopi

Pemeriksaan total kolonoskopi sebaiknya dikerjakan bila menemukan polip adenoma dibagian distal kolon. Pendapat ini didasarkan pada hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa resiko adenokarsinoma kanker kolorektal di bagian proksimal seesar 0,5% untuk polip tubulus berukuran 1 cm; 2,9 s/d 6,6% pada kelompok tubulovilus, vilus polip besar didaerah kolon distal. Kemungkinan ditemukan polip daerah proksimal akan meningkat bila ditemukan polip multipel.

Angka kejadian polip kolon proksimal lebih besar pada penderita polip adenoma kolon distal lanjut ( > 10% ) dibandingkan dengan penderita dengan polip berukuran 1 cm ( <>

IV.7. Pemantauan

Beberapa penderita adenoma polip besar atau polip multipel memerlukan pemeriksaan kolonoskopi ulangan untuk memastikan apakah semua lesi neoplasi tersebut sudah diangkat. Kemungkinan tumbuh lesi baru dikemudian hari setelah seluruh polip diangkat dapat terjadi. Oleh karenanya dianjurkan untuk dilakukan pengamatan kolonos kopi pasca polipektomi dianjurkan dilakukan berkala tiap 3 tahun.

V. Kanke kolorektal lanjut

Perkumpulan gastroenterologi Jepang mengusulkan istilah kanker kolorektal dini apabila lesi masih terbatas sampai daerah submukosa lapisan usus besar. Terdapat persamaan menurut klasifikasi yang diajukan oleh ”Joint Commite on Cancer/ Union Internationale Contre le Cancer.

Stadium tumor merupakan faktor prognosis yang sangat penting. Dasar utama penentu kelangsungan hidup penderita adalah penyebaran massa tumor kedalam dinding usus, kelenjar getah bening dan organ lain yang terlibat. Berbagai macam penentuan stadium penyakit telah digunakan untuk menentukan angka kelangsungan hidup seperti kutipan berikut

V.I. Gambaran Klinis

Kanker kolorektal merupakan akhir dari suatu proses perubahan menuju kanker dari mukosa usus besar normal yang memakan waktu sdikitnya 10 tahun. Perubahan berjalan perlahan, oleh karenanya tidaklah mengherankan pabila acapkali dijumpai penderita kanker kolon tanpa gejala atau relatif bergejala ringan pada saat penyakit ditemukan. Gejala yang muncul dapat berkaitan dengan saluran cerna.

V.I.I. Gejala yang berkaitan dengan saluran cerna

Nyeri perut adalah keluhan paling sering yang disampaikan penderita ( 22% s/d 65%) keluhan ini lebih sering berhubungan dengan kanker kolon bukan dengan kanker rektum. Perdarahan peranus sebagai keluhan pertama dikeluhkan oleh separuh penderita (34% - 60%). Gejala dapat berupa perdarahan segar bercampur atau tanpa disertai dengan tinja, dalam jumlah yang banyak atau sedikit hanya menempel pada kertas tissue. Bila darah berwarna maron memperlihatkan sumber perdarahan berasa! Usus besar bagian atas dari studi kolonoskopi pada 145 penderita berusia lebih dari 40 tahun yang dikirim dokter paraktik karena riwayat perdarahan, didapatkan penderita kanker kolon sebesar 10,3%.

Mencret dan mejen dikeluhkan oleh 22% s/d 58% penderita. Keluhan lain yang perlu diperhatikan pula adalah perubahan bentuk tinja seperti pensil, buang air besar tidak lampias dan rasa mual berlebihan.

V.1.2. Gejala Umum

Gejala umum yaitu perasaan cepat lelah, lesu dan berat badan menurun. Keadaan tersebut disebabkan karena anemia. Dua studi kolonoskopi yang dilakukan pada penderita anemia kekurangan zat besi ditemukan 6% dan 11% penderita kanker kolorektal.

Gejala spesifik mempunyai nilai prediksi yang tinggi, namun harus diingat bahwa 20% s/d 40% penderita kanker kolon tidak memberikan gejala atau tanda spesifik.

V.1.3. Gejala Ekstrakolon

Gejala ini muncul setelah terjadi penyebaran setempat atau penyebaran ke organ yang jauh. Dapat terjadi fistel pada kantong kemih, vagina atau usus. Gejala kadang-kadang dapat muncul sebagai gejal infeksi. Jika telah terjadi metastasis ke organ lain, muncul gejala yang susuai dengan tempat terjadinya metastasis.

V.1.4. Gejala Asimtomatik

Menentukan pravalensi kanker kolon asimtomatik tidaklah mudah hal ini berkaitan dengan design studi yang dilakukan. Banyak penelitian yang dilakukan pada kasusu operasi, yang sebagian besar kasusu-kasus stadium awal dan kasus yang dapat ditangani secara endoskopi. Oleh karena itu studi dari US dan Eropa hanya memperlihatkan angka 5% s/d 12.5%.

V.2. Diagnosis

Pendekatan diagnosis pada penderita kanker kolorektal sangat bergantung kepada gejala klinik yang muncul. Sebagian kecil penderita yang datang dalam kondisi gawat yang segera memerlukan tindakan pembedahan sehingga diagnosis dapat segera dibuat, atau kadang-kadang diagnosis dapat dibuat hanya melalui pemeriksaan colok dubur.

Pengamatan saluran cerna dapat dilakukan dengan pemeriksaan barium enema atau kolonoskopi dengan serat lentur. Namun demikian banyak dokter memilih pemeriksaan kolonoskopi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan sensitifitas dan spesifitasnya untuk mendiagnosa keganasan, selain itu dapat pula dilakukan tindakan endoskopi terapi seperti reseksi lesi bila diperlukan. Pertimbangan lain adalah biaya relatif murah.

Pemeriksaan kolonoskopi merupakan pilihan dan cara membuat diagnosis kanker kolorektal yang akurat. Pengamatan kolonoskopi sebelum tindakan operasi harus dikerjakan. Dengan pemeriksaan kolonoskopi dapat dilakukan biopsi untuk memastikan ada tidaknya suatu kanker. Dapat pula dilakukan polipektomi pada polipsinkronos jinak, kaarena sinkronos polip jinak dapat ditemukan pada 13% s/d 62% kasus. Sinkronos kanker juga dapat ditemukan pada 2% s/d 8% kasus, sehingga kemungkinan strategi operasi dapat berubah. Apabila tindakan operasi akan dikerjakan melalui operasi laparoskopi.

V.2.1. Kolonoskopi Versus Barium Enema

Kemampuan kolonoskopi lebih baik dibandingkan pemeriksaan barium enema kontras ganda. Kemampuannya untuk mendeteksi polip berukuran > 7 mm sebesar 92% sedang untuk barium enema 71%. Dua kanker luput dari pengamatan barium enema. Penelitian lain melaporkan bahwa 3% kasus kanker kolorektal berukuran rata-rata 4 cm luput dari pengamatan barium enema.

Kemampuan kombinasi pemeriksaan barium enema dan sigmoidoskopi pada kasus perdarahan saluran cerna bawah lebih baik daripada pemeriksaan kolonoskopi terutama untuk mendiagnosis kelainan jinak seperti divertikel, tetapi kolonoskopi tetap lebih sensitif dan spesifik untuk mendiagnosis neoplasma.

V.3. Stadium

Keberhasilan pengobatan kanker kolorektal ditentukan oleh stadium saat diagnosis saat diagnosis dibuat. Berbagai macam stadium penyakit kanker kolorektal telah diperkenalkan. Penentuan stadium sebelum tindakan operasi sangat penting, khususnya pada kanker rectum, hal ini berguna untuk menentukan strategi pengobatan seperti pemberian khemoterapi ajuvan, pemilihan jenis operasi yang akan dilakukan. Pemerikasaan Ro foto dada harus dikerjakan untuk memastikan ada tidaknya proses metastasis di paru. Test fungsi hati tidaklah terlalu diperlukan, Pemeriksaan CEA kadang-kadang diperlukan untuk menilai keberhasilan pengobatan.

V.3.CT Scan

Pasien kanker kolorektal tanpa komplikasi tidak memerlukan pemeriksaan CT Scan rutin, karena hasilnya tidak akan merubah keputusan untuk melakukan tindakan operasi. Pemeriksaan CT Scan pada kanker rectum lanjut sangat akurat untuk menilai adanya invasi ke jaringan sekitarnya. Kemampuannya sangat terbatas untuk mendeteksi lesi primer kecil. CT Scan juga tidak efektif untuk menampilkan lapisan dinding rectum oleh karena itu tidak dapat dipergunakan untuk menilai seberapa jauh telah terjadi invasi kedalam sebesar 70% dan kemampuan untuk mengamati kelenjar limfe sebesar 45% untuk menilai terdapat metastase di hati USG dapat mengganttikan peran CT Scan bila diperlukan. USG dan CT Scan tampaknya lebih akurat untuk deteksi kelainan dihati bila dibanding dengan MRI

V.3.2. Endosonografi

Stadium kanker kolrektal mencerminkan derajat penyebaran penyakit. Pada dasarnya stadium penyakit terbagi atas tiga komponen yaitu : invasi lokal, penyebaran ke kelenjar getah bening dan metastasis ke lain organ. Konsep tersebut terwakil pada sistem TNM yang diperkenalkan. T memperlihatkan invasi lokal, N memperlihatkan metastasis kelenjar getah bening dan M menunjukkan metastasis ke organ lain.

Tingkatan T dapat ditentukan oleh Endosonografi (EUS) Dinyatakan T1 memeperlihatkan keterlibatan tumor sampai 3 lapis pertama dinding usus, namun lapisan muscularis propria belum rusak karena pertumbuhan tumor. Pada pemeriksaan EUS tampak dinding tumor masih halus. Sedangkangkan T3 memperlihatkan infiltrasi tumor sudah mencapai jaringan lemak sekitar dinding usus atau sudah menembus lapisan serosa. Tampilan EUS sebagai masa tumor dengan pinggir luar iregular atau sebagai pseudopods tumor. Pada T4 tampak ilfiltrasi ke struktur lain atau jaringan sekitarnya.

Metastase pada kelenjar getah bening N dapat juga dilihat dengan EUS. Namun EUS sulit untuk membedakan sebab pembesaran kelenjar apakah disebabkan peradangan atau suatu proses metastasis, meskipun telah ditetapkan kriterianya. Gambaran EUS pada metastasis kelenjar getah bening tampak lebih hipoechoik didaerah jaringan parirektal.Akurasinya hanya mencapai angka 80% s/d 85%. Oleh karena itu untuk meningkatkan akurasi diusulkan untuk mengkaitkan pembesaran kelenjar tersebut dengan tingkatan T.

Kemampuan endoluminal sonografi untuk menetapkan stadium T dan N kanker rectum dilaporkan lebih baik bila dibandingkan dengan CT Scan. Dilaporkan bahwa dari suatu study meta analisa EUS untuk menentukan apakah tumor masih terbatas pada dinding rectum ( T1,T2 ) sebesar 95%. Namun pemeriksaan menjadi sulit bila didapatkan kanker atau striktur yang mengakibatkan penyempitan lumen, sehingga alat tidak dapat sempurna masuk kedalam lumen usus. Lebih lanjut dinyatakan bahwa manfaat endosonografi pada kanker diatas rectum belum didapatkan kesepahaman. Hasilnya masih bervariasi.

V.4. Tatalaksana

V.4.1. Kolosnoskopi Polipektomi

Kolonoskopi dan polipektomi merupakan langkah kuratif pada karsinoma insitu yang berasal dari transformasi polip.Tampaknya pada keadaan ini tidak terdapat potensi penyebaran (metastasis).Sedangkan karsinoma submukosa yang berasal dari transformasi polip dianjurkan untuk dilakukan operasi reseksi usus.Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa potensi metastasis ke kelenjar getah bening sebesar 12% bilamana ditemukan proses metastases di kelenjar getah bening tambahan pemberian terapi obat anti kanker merupakan pilihan yang bijaksana.

V.4.2. Operasi

Operasi merupakan terapi utama kanker kolorektal lanjut. Tujuan dari operasi adalah penyembuhan dan mengurangi keluhan.Operasi pengangkatan tumor pada proses metastase tetap diperlukan dengan tujuan menghindari terjadinya penyumbatan oleh masa tumor, atau mencegah perdarahan karena kanker.Bilamana peluang penyembuhan kanker masih ada, banyak pilihan teknik operasi dapat diterapkan.Namun pada dasarnya reseksi harus dapat menghasilkan batas sayatana bebas tumor dan jaringan pericolic juga bebas tumor. Reseksi dinyatakan kuratif apabila dicapai penurunan resiko penyebaran lokoregional dan kekambuhan. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut batas sayatan harus lebih besar 5 cm dari batas tumor untuk kanker kolon bagian kanan, kolon transversum, fleksure lienalis, kolon desendens dan kolon sigmoid. Untuk daerah rectum sayatan dapat lebih pendek karena jarak dengan anus terlalu dekat. Hal tersebut terpaksa dilakukan untuk menghindari pembuatan anus buatan.

V.4.2.1. Kolektomi Kanan

Tumor didaerah cecum, kolon asending, atau fleksura hepatika memerlukan homikolektomi kanan.Hemokolektomi kanan adalah pengangkatan daerah 5 sampai 8 cm ileum terminal, cecum, kolon asenden, fleksura hepatika dan bagian proksimal kolon ransversum.Setelah dilakukan reseksi kemudian dilakukan penyambungan (anastomesis) antara ileum dan kolon ( side-to-side)

V.4.2.1. Kolektomi Transverse

Pengangkatan kolon transversum karena tumor didaerah colon transversum proksimal, tengah dan distal. Operasi kolektomi transverse untuk mengangkat tumor bagian proksimal acapkali mengalamai kesulitan. Diperlukan operasi ekstended hemikolektomi kanan. Sedangkan bila melakukan operasi untuk pengangkatan tumor kolon transversum bagian tengah atau distal, acap ditemukan kesulitan pada penyambungan memerlukan tarikan dan pembebasan jaringan fasia dibelakangnya.Kadang diperlukan tindakan kolektomi subtotal yaitu mengangkat kolon bagian kanan, transversum, desenden dan sigmoid. Keadaan ini dimaksudkan untuk menjamin asupan darah ke rectum. Operasi ini juga bermanfaat pada keadaan sumbatan total di daerah fleksura lienalis.

V.4.2.2. Kolektomi Kiri dan Sigmoid

Operasi ini dilakukan untuk mengatasi tumor di daerah puncak sigmoid, bagian bawah sigmoid dan rektosigmoid.Potongan bagian proksimal kolon desendus atau bagian kolon transversum disambung dengan bagian proksimal rectum.

V.4.2.3. Operasi Kanker Rektum

Pengangkatan kanker rectum biasanya mengatasi tumor dilakukan dengan reseksi abdominoperianal, termasuk pengangkatan seluruh rectum, mesorektum dan bagian dari otot levator ani dan dubur. Prosedur ini merupakan pengobatan yang efektif namun mengharuskan pembuatan kolostomi permanen, disamping itu secara bermakna berakibat kepada kejadian gangguan fungsi seksual dan kantong kemih. Oleh karena saat ini telah dikemabgnka berbagai metode operasi seperti ”restorative proctoolectomi with spinchter preservation” dan eksisi lokal.

Tabel : Pilihan Operasi Pada Kanker Rectum

Abdominoperianal resection with permanent colostomy

Restorative protocolectomy with spincher preservation

Low anterior resection

Near total protectomy with coloanal anastomosis or pull-through procedure

Transanal, transsphinchteric, or transsacral lokal excision

Rektum terbagi atas 3 bagian yaitu 1/3 atas, tengah dan bawah. Kanker yang berada di lokasi 1/3 atas tengah ( 5 s/d 15 cm dari garis dentate ) dapat dilakukan ” restorative anterior resection” kanker 1/3 distal rectum merupakan masalah pelik. Jarak antara pinggir bawah tumor dan garis dentate merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan jenis operasi.

Goligher dkk berdasar kepada pengalamannya menyatakan bahwa kegagalan operasi ”Low anterior resection ” akan terjadi pada kanker rectum dengan jarak bawah rectumnormal 2 cm angka 5 cm telah diterima sebagai jarak keberhasilan terapi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh venara dkk. Pada 243 kasus menyimpulkan bahwa jarak lebih dari 3 cm dari garis dentate aman untuk dilakukan operasi ” Restorative resection” ”Colonal anastomosis” diilhami oleh hasil operasi Ravitch dan Sabiston yang dilakukan pada kasus kolitis ulseratif. Operasi ini dapat diterapkan pada kanker rectum letak bawah, dimana teknik stapler tidak dapat dipergunakan. Local excision dapat diterapkan untuk mengobati kanker rectum dini yang terbukti belum memperlihatkan tanda-tanda metastasis ke kelenjar getah bening. Operasi ini dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu transanal, transpinchteric atau transsacral. Masing-masing pendekatan ini mempunyai pendekatan tersendiri. Pendekatan transpinshter dan transacral memungkinkan untuk dapat mengamati kelenjar mesorectal untuk mendeteksi kemungkinan telah terjadi metatstasis. Komplikasi terjadi fistel dilaporkan pada 20% dari kasus. Sedang pendekatan transanal memiliki kekurangan untuk mengamati keterlibatan kelenjar pararektal. Tabel berikut ini memperlihatkan kriteria kasus yang dapat dilakukan eksisi lokal.

Tabel indikasi dan kontra indikasi eksisi lokal kanker rectum

Indikasi

Tumor bebas, berada 8 cm dari garis dentate

T1 atau T2 yang dipastikan dengan pemeriksaan ultrasound

Termasuk well-diffrentiated atau moderately well diffrentiated secara histologi

Ukuran kurang dari 3-4 cm

Kontraindikasi

Tumor tidak jelas

Termasuk T3 yang dipastikan dengan ultrasound

Termasuk Poorly diffrentiated secara histologi

Penanganan Kanker Ovarium

Nigella Plus Racikan tepat Habbatussauda + Hulbah + Ginseng sangat tepat untuk mencegah dan menyembuhkan segala macam penyakit KANKER OVARIUM . Amin. Pemesanan hubungi Bin Muhsin HP: 085227044550 / 021-91913103 HABBATUSSAUDA OBAT SEGALA MACAM PENYAKIT KECUALI KEMATIAN (HR. BUKHARI - MUSLIM) MADU OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA (QS: AN-NAHL: 69)
===
Penulis: Dr.Nasdaldy,Sp.OG

Dr. Nasdaldy, SpOG

Staf Medik Fungsional

Divisi Kanker Ginekologi, RS. Kanker Dharmais

Pendahuluan.

Kanker Ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita Kanker Ovarium sebanyak 23.400 oarng yang diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai ”silent killer ” Angka kejadian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan penyakit di negeri kita kurang baik. Sebagai gambaran di RS.Kanker Dharmais ditemukan kira-kira 30 penderita setiap tahun. Kanker Ovarium erat hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan yang rendah atau Intenfertilitas. Study epidemiologik menyatakan beberapa faktor resiko yang penting sebagai penyebab kanker ovarium adalah wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau kanker kolon. Sedangkan wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia dibawah 25 tahun, penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan kanker ovarium sebanyak 30 – 60%. Faktor lingkungan seperti penggunaan talk, konsumsi galaktose dan sterilisasi ternyata tidak mempunyai dampak terhadap perkembangan penyakit ini.

Gejala dan Tanda

Kanker Ovarium sebagian besar berbentuk tumor kistik ( kista ovarium ) dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Bila gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik pada stadium awal dapat berupa gangguan haid. Jika tumor sudah menekan rektum atau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama. Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites ( penimbunan cairan dalam rongga perut ) penyebaran ke omentum ( lemak perut ) dan organ-organ didalam rongga perut lainnya seperti usus-usus dan hati seperti perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpukan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.

Diagnosis

Karena sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista, maka apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium) kewaspadaan terhadap kista yang bersifat ganas dilakukan pada keadaan :

1.Kista cepat membesar

2.Kista pada usia remaja atau pasca menopause

3.Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan

4.Kista dengan bagian padat

5.Tumor pada ovarium

Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan kearah kanker ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan pemeriksaan CT-Scan / MRI. Pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta – HCG dan alfafetoprotein. Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien yang tersangka kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa. Hal terpenting pada operasi pasien yang tersangka kanker ovarium adalah semaksimal mungkin berusaha agar kista tersebut keluar secara utuh, kemudian dilakukan pemeriksaan ke laboratorium Patologi Anatomik (pemeriksaan potong beku). Apabila hasil pemeriksaan potong beku bukan suatu kanker, maka operasi selesai. Sebaliknya bila hasil pemeriksaan potong beku adalah kanker ovarium maka operasi dilanjutkan dengan mengangkat rahim, ovarium sisi lain, usus buntu, omentum, melakukan biopsi pada tempat yang dicurigai adanya penjalaran kanker di rongga perut dan melakukan pengambilan kelenjar getah bening di panggul. Tindakan yang komplek ini disebut sebagai ”Staging lapstotomy” yang bertujuan untuk menentukan stadium penyakit sehingga dapat ditentukan rencana pengobatan selanjutnya setelah operasi. Pada pasien yang belum mempunyai keturunan atau masih menginginkan keturunan masih bisa dipertimbangkan untuk tidak mengangkat rahim dan ovarium sisi lain. Perlu juga diketahui bahwa akurasi dari hasil pemeriksaan potong beku tersebut hanya berkisar anatar 90-95%, sehingga diagnosis dari kanker ovarium baru diketahui setelah pemeriksaan Patologi Anatomik yang definitif. Hal ini menyebabkan pada beberapa pasien dengan hasil potong beku menyatakan bukan kanker ovarium, terpaksa dilakukan operasi ” Staging laparotomy

Pengobatan

Pengobatan ovarium tergantung dari stadiumnya dan stadium kanker ovarium baru bisa ditentukan setelah dilakukan operasi ( ”Staging Laparotomy” ). Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja ( stadium 1-A dan I-B dengan derajat diferensiasi sel yang baik/ sedang ) yang tidak memerlukan lebih dari satu jenis kemoterapi (kombinasi) untuk mendapatkan hasil pengobatan yang baik. Kemoterapi umumnya diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhdap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler. Kadang-kadang kemoterapi lini pertama tidak memberikan respon terhadap penyakit sehingga diganti dengan kemoterapi lini kedua dengan konsekwensi biaya yang lebih tinggi.

Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatanya sampai dengan saat ini belum mengembirakan termasuk pengobatan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun ( ” 5 Years survival rate ” ) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita ( 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga dengan ” silent killer

Pencegahan

Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik dengan kompliukasi yang minimal. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :

  1. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya.
  2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah.
  3. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )
  4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu

Pemeriksaan tersebut diatas sangat dinjurkan terutama terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :

  1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat
  2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
  3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
  4. Wanita penderita kanker payudara dan kolon
sumber : http://dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang=id&id=8

NUTRISI PADA PENDERITA KANKER

Nigella Plus Racikan tepat Habbatussauda + Hulbah + Ginseng sangat tepat untuk mencegah dan menyembuhkan segala macam penyakit KANKER. Amin. Pemesanan hubungi Bin Muhsin HP: 085227044550 / 021-91913103 HABBATUSSAUDA OBAT SEGALA MACAM PENYAKIT KECUALI KEMATIAN (HR. BUKHARI - MUSLIM) MADU OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA (QS: AN-NAHL: 69)
===
Penulis: Dr. Ririn Hariani MS.

Kanker terjadi akibat perubahan sel yang melepaskan diri mekanisme Pengaturan normal. Kanker sendiri merupakan istilah yang menggambarkan keadaaan Penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal Yaitu multiplikasi dan menyebar. Multiplikasi sel merupakan keadaan normal pada Masa pertumbuhan atau proses regenerasi. Akan tetapi bila factor yang mengontrol Pembelahan sel tidak lagi berfungsi dengan normal maka keadaan ini yang disebut Penyakit kanker. Pada penderita kanker sering disertai adanya kaheksia yaitu suatu sindroma yang Ditandai dengan gejala klinik berupa anoreksia, perubahan ambang rasa kecap, penurunan berat badan, anemia, gangguan metabolisme karbohitdrat, protein dan lemak. Keadaan ini merupakan akibat dari kanker baik local maupun sistemik dan juga merupakan komplikasi dari penggunaan obat anti kanker. Anoreksia adalah hilangnya atau kurangnya napsu makan yang merupakan factor utama dalm terjadinya anoreksia, cepat kenyang dan meyebabkan peruabahan rasa kecap, stress psikologis yang terjadi pada kanker juga menunjang peranan dalam terjadi nya anoreksia. Penurunan napsu makan oleh berbagai penyebab tampaknya merupakan factor utama dalam terjadinya penurunan berat badan. Namun tidak jarang pada penderita yang mendapatkan asupan makanan yang adekuat juga mengalami penurunan berat badan. Penyebab lain selain beberapa hal tersebut diatas yang menurunkan berat badan adalah terjadinya hipermetabolisme pada penderita kanker. Pengobatan anti kanker seperti kemoterapi, radiasi serta pembedahan dapat mempengaruhi status nutrisi penderita. Status gizi yang baik dapat menurunkan komplikasi dari terapi anti kanker dan membuat penderita merasa lebih baik. Dukungan nutrisi merupakan bagian yang penting dalam menunjang terapi penderita kanker. Beberapa pengaruh pengobatan anti kanker pada status nutrisi : Kemoterapi. Kemoterapi mempunyai kontribusi pada terjadinya malnutrisi dengan berbagai sebab antara lain mual, muntah, stomatitis atau sariyawan, gangguan saluran pencernaan dan penurunan napsu makan. Hal tersebut di atas selain mempengaruhi status nutrisi juga dapat mempengaruhi hasil dari pengobatan kemoterapi. Efek samping yang terjadi berhubungan dengan dosis, lama terapi, jenis obat dan respon individual. Radioterapi. Radioterapi juga berkontribusi pada terjadinya malnutrisi pada penderita kanker. Berat malnutrisi yang terjadi ditentukan oleh tempat di lakukan radiasi, dosis dan lama radiasi. Beberapa penyebab perubahan status nutrisi akibat radiasi : - Radiasi di kepala : menyebabkan mual, muntah. - Radiasi pada kepala / leher : menyebabkan mucositis,sulit menelan, susah membuka mulut - Radiasi thorax : susah menelan, oesofagitis. - Radiasi abdomen / pelvis : menyebabkan diare, gastritis, mual, muntah. Pembedahan. Tergantung dari operasi yang dilakukan. Pembedahan merupakan terapi primer untuk penderita dengan kanker pada traktus gastro intestinal atau saluran pencernaan yang mungkin dikombinasi dengan kemoterapi atau radiasi. Tumor yang berada di saluran pencernaan biasanya akan berpengaruh pada masalah nutrisi. Beberapa contoh akibat pembedahan pada saluran cerna ; - Operasi gaster : penurunan absorbsi vitamin B12 - Operasi pancreas : gangguan metabolisme glukosa. - Operasi kolon : kehilangan air dan elektrolit. Tujuan terapi nutrisi pada penderita kanker antara lain : 1. Mempertahankan status nutrisi. 2. mengurangi gejala sindroma kaheksia. 3. Mencegah komplikasi. 4. Memenuhi kecukupan mikronutrien Terapi nutrisi Kebutuhan nutrisi penderita kanker sangat individual dan berubah-uabah dari waktu ke waktu selama perjalanan penyakit serta tergantung dari terapi yang di perjalankan. Kebutuhan energi dan protein penderita kanker belum ada kesepakatan. Secara umum dianjurkan kebutuhan kalori dianjurkan 25 – 35 kal / kg BB / hari, protein 1 – 1,5 gr / kg BB. Suplementasi vitamin sesuai kebutuhan terutama bagi yang tidak dapat mengkonsumsi dengan gizi seimbang. Cara pemberian. a. melalui mulut / peroral Pemberian melalui mulut merupakan cara yang paling disukai. Namun pada penderita kanker yang mengalami anoreksia dan perubahan rasa kecap maka pemberian makanan peroral menjadi masalah dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Cara mengatasi beberapa masalah makan secara peroral : - Penyajian makanan harus dapat membangkitkan napsu makan. Pada umumnya napsu makan lebih baik pagi hari. - Makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering. Cara ini terbukti membawa hasil pada sebagian besar pasien karena jumlah dapat dipenuhi dengan cara yang tidak memberatkan. - Dengan sebaik nya tinggi kalori dan protein. - Pada penderita gangguan rasa kecap : Pengolahan makanan sebaiknya di beri bumbu lebih baik banyak, dan disajikan dengan bentuk dan aroma yang baik. - Penderita dengan gangguan menelan : makanan diberikan dalam bentuk yang mudah ditelan misalnya ditambah kuah, diberikan dengan lunak, makanan dicincang / digiling / disaring. Rasa jenis makanan dan penyajian harus sesuai dengan selera pasien. - Penderita dengan sariawan : konsistensi makanan harus lembut agar mudah ditelan, hindari makanan terlalu panas, berbumbu tajam, terlalu asam. b. Nutrisi enternal / melalui pipa Bila pemberian makanan melalui mulut tidak dapat di terima / belum adekuat maka dipertimbangkan pemberian makanan dengan cara lain. - Pada penderita kanker dengan fungsi saluran cerna masih baik maka makanan di Berikan melalui pipa. Pipa melalui hidung paling sering digunakan karena lebih mudah. - Selain itu pipa dapat juga bermuara di lambung maupun usus halus tergantung Lokasi tumor. - Pemilihan formula sama dengan penderita bukan kanker. c. Nutrisi parenteral. Pemberian nutrisi parenteral mempunya resiko tetapi pda keadaan tertentu cara ini perlu dipertimbangkan. Misalnya pada penderita kanker dengan gangguan fungsi saluran cerna, operasi pemotongan usus yang luas atau obstruksi. Pada Penderita dengan nturisi parenteral ini perlu dipantau dengan ketat karena selain mahal juga efek samping nutrisi ini cukup besar. Pemantauan Evaluasi harus dilakukan secara rutin dan teratur melalui perubahan status medis, status nutrisi dan pemeriksaan laboratorium. Biala terjadi perubahan pada slah satu hasil tersebut maka perencanaan nutrisi haru disesuaikan, penyesuaian dapat berupa perubahan pilihan makanan, waktu pemberian makanan, komposisi nutrient dan cara pemberian makan. Kanker Kolorektal Agus Sudiro Waspodo 1. Pendahuluan Saat ini kanker masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia . Masyarakat masih berpendapat bahwa kanker merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Meskipun organisasi kesehatan dunia WHO telah menyatakan bahwa sepertiga lainnya dapat dilakukan usaha pencegahan. Dan sepertiga sisanya hanya dapat di lakukan pengurangan penderitaan. Tujuan dari pengobatan kanker adalah mencapai kesembuhan. Kesembuhan sangat ditentukan oleh jenis kanker dan stadium penyakit saat diagnosis dibuat. Banyak penderita kanker lanjut baru dating ke dokter, sehingga kesembuhan tidak tercapai. Keadaan ini terjadi karena kewaspadaan terhadap penyakit kanker masih rendah. Pemahaman tentang perkembangan penyakit ini belum banyak diketahui. Kanker kolorektal adalah kanker usus besar yang tersebar diseluruh dunia. Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker yang dapat disembuhakan dan dicegah perkembangannya. Kanker ini merupakan salah satu kanker yang sering ditemukan di masyarakat. Teknologi dan kemampuan untuk menemukannya dalam stadium dini telah dimiliki oleh banyak rumah sakit di Indonesia . Sudah selayaknya jika kita berusaha menigkatkan pemahaman tentang penyakit ini sehingga upaya menemukan kasus dalam stadium dini dapat tercapai.

SUMBER :http://dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang=id&id=4

KHASIAT NIGELLA PLUS









=========
Informasi Produk
Komposisi : Habbatussauda 455 mg,Hulbah 105 mg,Panax Ginseng Radix 105 mg, Lain 35 mg
Produsen : PT Alomampa Persada
Distributor : PT Ahad-Net International
Kemasan : 1 btl isi 30 Kapsul
Izin POM TR No: 043 335 961
Pemesanan Hanya Hubungi Bin Muhsin
HP: 085227044550
Tlp: 021-91913103
email: binmuhsin_group@yahoo.co.id
friendster : ujang_bmz@yahoo.co.id

Website:
www.binmuhsingroup.com
========================

NIGELLA PLUS BERKHASIAT DAN TERBUKTI MENGOBATI DAN MENYEMBUHKAN:
  1. Amandel
  2. ASI tidak lancar
  3. Asma
  4. Cacar
  5. Liver
  6. Diabetes
  7. Eksim / Gatal-gatal
  8. Kanker
  9. Darah Tinggi
  10. Malaria
  11. Gangguan Saluran Pencernaan
  12. Eksim Basah
  13. Keputihan
  14. Habis oprasi
  15. Hernia
  16. Mabuk Perjalanan
  17. Hamil
  18. Habis bersalin
  19. Impotensi
  20. Imsomnia / Susah tidur
  21. Jerawat
  22. Kebanyakan obat kimia
  23. Kencing Manis
  24. Keputihan
  25. Maag
  26. Radang Ginjal
  27. Hipertensi
  28. Kista
  29. Bengkak-bengkak
  30. Lumpuh
  31. Asam Urat
  32. Batu Ginjal
  33. Kemandulan
  34. Malaria
  35. Menopause
  36. Migrain
  37. Pecandu Alkohol
  38. Pelupa
  39. Linglung
  40. Prostat
  41. Rabun
  42. TBC
  43. Prostat
  44. Alergi Udara Dingin
  45. Sakit Pinggan
  46. Jamur Kulit
  47. Obat Kuat
  48. Polip

Nigella Plus Racikan tepat Habbatussauda + Hulbah + Ginseng sangat tepat untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Amin. Pemesanan hubungi Bin Muhsin HP: 085227044550 / 021-91913103 HABBATUSSAUDA OBAT SEGALA MACAM PENYAKIT KECUALI KEMATIAN (HR. BUKHARI - MUSLIM) MADU OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA (QS: AN-NAHL: 69)

HERBAL STOP ROKOK : STOP ROKOK DENGAN HERBAL